Selasa, 09 Oktober 2012

INI SKRIPSI KU


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembajakan kapal laut di selat malaka merupakan sejarah panjang yang tidak terselesaikan  bagi para pemilik kapal dan pelaut yang melintasi  selat malaka. Letak Geografis  selat malaka yang secara geopolitik sangat strategis memiliki arti penting bagi semua Negara serta  menjadikannya sebagai jalur yang sangat penting bagi Negara Negara dunia yang berkepentingan dalam hal kegiatan ekonomi, lalu lintas perdagangan serta strategi militer terutama Negara Negara Besar seperti amerika serikat, Jepang, China, india.
Selat malaka memiliki peranan penting dalam konteks perdagangan international  dan sebagai jalur tersibuk didunia dan ancaman yang datang dari: perompak atau bajak laut, ambiguitas yurisdiksi hukum international laut (UNCLOS 1982), jarak laut teritorial (ZEE) yang saling tumpang tindih antara negara satu dengan negara yang lainnya serta yurisdiksi peran krusial masing-masing negara dalam menjaga keamanan diselat malaka.Permasalahan  yng timbul karena adanya perkembangan yang penting dibidang perkapalan dan perubahan-perubahan dalam strategi militer secara global dari negara negara besar. Selat malaka merupakan suatu perairan yang selalu dilaui oleh kapal-kapal dimana sejak 1967 kapal-kapal tanker raksasa banyak bermunculan membawa minyak dari timur tengah ke jepang dan timur jauh. Namun  kondisi geografis selat malaka yang sempit,dangkal, baerkelok-kelok dan ramai seakan memberikan ruang dan peluang bagi para bajak laut untuk beraksi.
Berdasarkan definisi pembajakan sebagaimana yang diatur dalam pasal 101 konvensi UNCLOS 1982 tentang hukum laut dan perampokan bersenjata sebagaimana yang ditetapkan dalam resolusi A1025(26) yang diadopsi pada tanggal 2 desember 2009 disidang majelis ke-26 dari international maritime organization (IMO). Sebelum tahun 1992, Nahkoda dan operator kapal tidak punya tempat untuk berpaling ketika kapal mereka diserang ,dirampok atau dibajak baik dipelabuhan maupun dilaut karena penegak hukum setempat menutup telinga atau memilih mengabaikan bahwa ada masalah serius di perairan mereka. International Maritime bureau menyadari tingkat meningkatnya pembajakan ingin memberikan layanan gratis untuk pelaut, dan mendirikan international maritime bureau piracy reporting center (IMB-PRC) di kuala lumpur Malaysia yang siap melayani 24 jam dengan tujuan utama menjadi titik pertama kontak bagi nahkoda kapal untuk melaporkan setiap insiden pembajakan dan meningkatkan kesadaran dalam ndustri pelayaran yang meliputinahkoda kapal, pemilik kapal, perusahaan asuransi dari daerah risiko tinggi yang terkait dengan serangan bajak laut atau port tertentu dan anchorages terkait dengan perampokan bersenjata diatas kapal sehingga dapat memeulai proses respon.fungsi utama dari international maritime bureau piracy reporting centre adalah menjadi titik kontak tunggal  untuk master kapal dimana saja didunia yang berada dibawah serangan bajak laut atau perampokan bersenjata.dan menerima informasi dari master dan kemudian meneruskan kepada penegak hukum  setempat untuk meminta bantuan dan informasi dari master disiarkan ke semua kapal diwilayah  samudera sehingga lighting ancaman. IMB-PRC juga bekerja sama dengan berbagai pemerintah dan lembaga penegak hukum dan terlibat dalam berbagai informasi dengan industri, penekanan hukum dan pemerintah dalam upaya  mengurangi dan akhirnyanmemberantas kejahatan ini.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul : ”PENGARUH INFORMASI DARI  INTERNATIONAL MARITIME BUERAU PIRATE REPORTING CENTRE (IMB-PRC) MALAYSIA TERHADAP FREKUENSI PEMBAJAKAN KAPAL LAUT  DISELAT MALAKA TAHUN 2010-2011”

B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang judul penelitian di atas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Kemungkinan meningkatnya frekuensi pembajakan kapal dilaut karena kurangnya informasi Up todate tentang perairan yang rawan terjadinya pembajakan kapal.
b. Kurangnya kesadaran dan motivasi pihak kapal untuk melaporkan pembajakan yang telah dialaminya kepada IMB-PRC.
c. Masih kurang optimalnya kinerja IMB-PRC dalam usaha meneruskan informasi pembajakan ke kapal-kapal karena sifatnya hanya menunggu laporan dari kapal-kapal yang mengalami pembajakan.
d. Pemilik kapal  dan kru kapal melaporkan kejadian  pembajakan yang dialaminya tidak pada saat terjadinya  pembajakan.
e. Tidak semua kru diatas kapal mengerti prosedur pelaporan kejadian.
.
2. Pembatasan Masalah
Sehubungan keterbatasan waktu dan teori-teori, agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan dapat diteliti, untuk itu penulis memberi batasan masalah pada pengaruh informasi dari International maritime buerau piracy reporting centre (IMB-PRC) Malaysia terhadap frekuensi pembajakan kapal laut diselat malaka tahun 2010-2011.
3. Pokok Permasalahan
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana system pemberian informasi yang diterapkan oleh International maritime bureau piracy reporting centre  Malaysia?
b. Bagaimana Frekuensi pembajakan kapal laut di selat malaka?
c. Apakah ada pengaruh pemberian informasi dari International maritime buerau piracy reporting centre Malaysia terhadap frekuensi pembajakan kapal laut di selat malaka?



C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
a. Untuk mengetahui sistem pemberian informasi tentang pembajakan kapal laut di selat malaka  yang dilakukan oleh international maritime bureau piracy reporting centre Malaysia.
b. Untuk mengetahui operasional Frekuensi pembajakan kapal laut di selat malaka ?
c. Untuk menganalisis pengaruh Informasi dari International maritime bureau piracy reporting centre malaysia terhadap frekuensi pembajakan kapal laut diselat malaka
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Menambah khasanah dan wawasan ilmiah bagi penulis khususnya dalam hal system informasi tentang pembajakan kapal laut yang diperoleh dari international maritime bureau piracy reporting centre Malaysia. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam rangka mendapat gelar Sarjana Ekonomi Tranportasi Laut program S1 di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Jakarta.
b. Bagi STMT dan Masyarakat
Sebagai sumbangan pemikiran dan sumber analisis kepada para pembaca, baik di lingkungan kampus STMT Trisakti, ataupun di luar kampus dalam memahami tentang pengaruh Informasi dari International maritime bureau piracy reporting centre malaysia terhadap frekuensi pembajakan kapal laut diselat malaka dalam upaya penambahan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat umum melalui perpustakaan STMT Trisakti Jakarta
c. Bagi Perusahaan-perusahaan pelayaran Indonesia dan pelaut Indonesia
Penelitian ini merupakan sumbangan pikiran dari penulis dalam rangka pengembangan prosedure perusahaan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan dan pelaut dalam menganalisis dan mengambil keputusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berkenaan terhadap system informasi mengenai pembajakan kapal laut demi keselamatan dan keamanan armadanya dan seluruh kru dalam pelayaran diselat malaka.
d. Bagi International Maritime bureau piracy reporting centre Malaysia.
Diharapkan sebagai masukan agar selalu melakukan optimalisasi dalam upaya memberikan informasi yang uptodate kepada para pelaut guna memperkecil kemungkinan terjadinya pembajakan kapal laut diwilayah selat malaka khususnya,

D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka penulis memberikan hipotesis awal, yaitu diduga terdapat pengaruh informasi dari International maritime bureau piracy reporting center (IMB-PRC) Malaysia terhadap frekuensi pembajakan kapal laut di selat malaka.

E. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam bentuk angket dan data kuantitatif dalam bentuk skor jawaban responden pada setiap pernyataan angket. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh penulis melalui kuesioner atau angket yang disebar kepada awak kapal secara acak (random).


2. Populasi dan Sampel
Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pasis ANT II BP3IP  Periode II Tahun 2012, adapun  Sampel adalah bagian dari populasi. sampel yang diambil adalah sedikitnya 30 orang yang dianggap dapat mewakili Pasis ANT II  BP3IP periode II Tahun 2012
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan menggunakan teknik sebagai berikut :
1) Angket
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyampaikan daftar pertanyaan tertulis untuk meminta keterangan atau jawaban dan informasi yang dibutuhkan, dari 30 responden.
2) Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan  langsung pada obyek yang   diselidiki.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Agar skripsi ini tidak menyimpang jauh dari teori-teori yang ada dan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang sudah tersedia, maka dalam riset kepustakaan ini penulis menggunakan beberapa literatur berupa buku-buku, majalah, jurnal, dan bahan pustaka lainnya.


4. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini sesuai penjelasan di atas penulis menggunakan metode penyebaran daftar pertanyaan dimana setiap butir pernyataan responden yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban pernyataan diberikan bobot nilai yang berdasarkan skala 5 (lima), di mana pada variabel X (Informasi dari International maritime bureau piracy reporting centre Malaysia) dan variabel Y (Frekuensi pembajakan kapal laut) setiap jawaban pernyataan mempunyai nilai sebagai berikut :
Tabel I.1
Bobot Nilai Jawaban Pertanyaan
Pilihan Jawaban Singkatan Bobot Nilai
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Ragu-ragu RG 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
    Sumber : Sugiyono, ( 2009 : 107 )
Sedangkan teknik analisis data yang akan digunakan penulis dalam mengolah data hasil survei adalah menggunakan perhitungan secara manual sebagai berikut :
a. Analisis regresi linier sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh proporsional antara variabel Informasi dari International maritime bureau piracy reporting centre Malaysia (X) terhadap variabel frekuensi pembajakan kapal laut(Y). Menurut Sugiyono (2009 : 237) rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :


Dimana :
X = Variabel bebas ( Informasi dari International maritime bureau     piracy reporting centre Malaysia  )
Y = Variabel terikat (frekuensi pembajakan kapal laut)
a = Konstanta (bilangan tetap)
b = Koefisien regresi
n = Jumlah sampel
Adapun rumus untuk mencari nilai a dan b adalah :
  dan
b. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh antara variabel X (Informasi dari International maritime bureau     piracy reporting centre Malaysia) dengan variabel Y (frekuensi pembajakan kapal laut ). Menurut Sugiyono (2009 : 238) rumus koefisien korelasi atau r adalah sebagai berikut :

Dimana :
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi
X = Variabel bebas (Informasi dari International maritime bureau       piracy reporting centre Malaysia)
Y = Variabel terikat (frekuensi pembajakan kapal laut)
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat - lemahnya hubungan tersebut, maka penulis menggunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini :
Tabel I.2
Interpretasi Tingkat Hubungan X dan Y
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,200 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, ( 2009 : 214 )
Dengan demikian maka nilai r dinyatakan sebagai berikut :
1) Jika r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y sangat kuat dan positif
2) Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y sangat kuat tetapi negatif
3) Jika r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y atau hubungannya sangat lemah.
c. Analisis Koefisien Penentu ( KP )
Merupakan besarnya kontribusi atau sumbangan variabel X (Informasi dari International maritime bureau  piracy reporting centre Malaysia) terhadap variabel Y (frekuensi pembajakan kapal laut) dalam persentase dengan rumus sebagai berikut :
KP = r² . 100%
Dimana :
KP = Koefisien Penentu
r = Koefisien korelasi
d. Uji Hipotesis
Digunakan untuk menguji apakah variabel X dan Y memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak, di mana rumus yang digunakan adalah dengan uji satu arah dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1) Hipotesis awal
Ho: ρ = 0. Artinya tidak ada hubungan positif antara variabel X dengan variabel Y
Ha : ρ > 0. Artinya ada hubungan positif antara variabel X dengan variabel Y
Ha : ρ < 0. Artinya ada hubungan yang negatif antara variabel X dengan variabel Y
2) Rumus Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus sebagai berikut :

3) Untuk mengetahui nilai ttabel digunakan tabel distribusi t pada taraf kesalahan α = 0,050 dk = n – 2.
Gambar I.1.
Kurva Distribusi Normal




4) Membandingkan t table dengan t hitung
a) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya hipotesis atau dugaan sementara tidak terbukti.
b) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hipotesis atau dugaan sementara terbukti benar.

F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini secara keseluruhan disiapkan dalam lima Bab, dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah dan pokok masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, hipotesis serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas, yaitu Definisi informasi, teori tentang Informasi dari international maritime bureau piracy reporting centre Malaysia, Frekuensi pembajakan diselat malaka, dan pengaruh informasi Dari international maritime bureau piracy reporting centre malaysia terhadap frekuensi pembajakan
BAB III : GAMBARAN UMUM INTERNATIONAL MARITIME BUREAU PIRACY  REPORTING CENTER
Dalam bab ini mengenai gambaran umum INTERNATIONAL MARITIME BUREAU PIRACY REPORTING CENTRE   MALAYSIAyang berisi sejarah singkat organisasi dan manajemen serta kegiatan usaha operasinya.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas dan di analisis sistem pemberian informasi dari international maritime bureau piracy reporting centre Malaysia dan analisis pengaruh informasi dari international maritime bureau piracy reporting centre Malaysia dengan frekuensi pembajakan kapal laut di selat malaka
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab terakhir berisi kesimpulan dari seluruh analisis dan pembahasan, serta saran-saran penulis, yang disesuaikan dengan tujuan dan kegunaan penelitian yang telah ditentukan dalam bab I.

Selasa, 31 Juli 2012

TUGAS MANDIRI LEADERSHIP KELOMPOK 3 (TANYA JAWAB)


KELOMPOK 3 (TANYA JAWAB  TUGAS MANDIRI LEADERSHIP)

1.       Pertanyaan dari kelompok 1
Jelaskan  menurut anda mengapa pemimpin muda lebih bisa diharapkan untuk membangun bangsa ini  dibandingkan dengan pemimpin yang sudah ada saat ini?
Jawab:
Menurut kami, generasi muda lebih bisa diharapkan karena,
memiliki  pendidikan ,wawasan serta pengetahuan dan penguasaan tehnologi yang lebih baik dan memadai  dibandingkan dengan pemimpin yang sudah ada. Secara mindset generasi muda  juga lebih terbuka  dan menerima (tidak kaku) terhadap saran dan kritik yang bersifat membangun.

2.       Pertanyaan dari kelompok 2
Sebagai pemimpin , Bagaimanakah langkah anda untuk mengembalikan kepercayaan rakyat
Terhadap pemimpinnya yang saat ini sudah mulai pudar
Jawab:
Menurut pendapat kami,
Langkah pertama adalah , menepati  semua yang telah menjadi janji dan tujuan yang dicita citakan.dan dilanjutkan dengan penegakan hukum oleh praktisi hukum secara tegas dan benar sehingga masyarakat lebih merasa di ayomi,dilindungi dan terjamin keamanannya, pemerataan  perekonomian diseluruh wilayah dengan tujuan memperkecilnya kesenjangan sosial.

3.       Pertanyaan dari kelompok 4
Bagaimana caranya memberantas korupsi yang sudah terlanjur menjadi budaya?
Jawab:
Menurut kami, untuk memberantas korupsi:
Titik beratnya adalah  pada “hukum” dan  “pelaku hukum” itu sendiri ,
 hukum yang telah ada menurut kami sudah baik hanya , Praktisi hukum nya saja yang harus benar benar mampu dan tegas dalam menegakkan hukum  yang telah ada tanpa pandang bulu.


4.       Pertanyaan dari kelompok 5
Bagaimana membentuk mindset generasi muda untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dari segala aspek?
Jawab:
Menurut hemat kami  untuk membentuk suatu mindset pemimpin yang  baik dari segala aspek adalah melalui PENDIDIKAN
Dengan  memberikan pendidkian yang layak sejak dini  dan bila perlu pendidikan yang bertaraf internasional , diharapkan generasi muda penerus dapat menjadi pemimpin yang berkarakter,berpengetahuan luas dan menguasai tekhnologi serta strategi dimasa depan


Selasa, 26 Juni 2012

pengantar transportasi dan sistem informasi manajemen(SIM)

Transportasi adalah rangkaian kegiatan pemindahan barang/orang/hewan  dari tempat asal ketempat tujuan dengan menggunakan moda transportasi.
Transportasi laut adalah rangkaian kegiatan pemindahan barang/manusia/hewan dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan dg menggunakan sarana transportasi laut (kapal laut dsb)
Unsur 2 transportasi;
1.         adanya muatan yang akan diangkut
2.         ada kendaraan(moda transportasi) sbg alat pengangkut
3.         ada jalan/sarana prasarana yg dapat dilalui dgn aman
4.         adanya terminal awal/asal  dan akhir/tujuan
5.         adanya sumber daya manusia & organisasi yg menggerakkan kegiatan
6.         adanya perpindahan sebagai proses pemindahan
peranan pengangkutan mencakup bidang:
1.         aspek social budaya yaitu untuk saling berkunjung dan bertemu, mendekatkan kontak personal antara penduduk pulau pulau (memperkecil isolasi), terbukanya keragaman dalam gaya hidup, kebiasaan dan bahasa.
2.         Aspek politis dan pertahanan yaitu , dapat memperkokoh persatuan & kesatuan kehandalan system dan sarana berhubungan memperkokoh stabilitas politik, sebagai alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan  demi terwujud rasa aman & tenteram.
3.         Aspek hukum, yaitu adanya ketentuan hukum mengenai hak,kewajiban &tanggung jawab  dalam transportasi antar Negara yg diatur dlm perjanjian antar Negara
4.         Aspek tehnik, yaitu menjamin keselamatan dan keamanan dlam tehnik penyelenggaraan & pengoperasian transportasi
5.         Aspek ekonomi yaitu pada segi ekonomi makro sbg prasaran penunjang pelaksanaan pembangunan nasional, segi ekonomi mikro transportasi sbg usaha yg memproduksi jasa yg dijual kpd pemakai jasa utk mendapatkan keuntungan, segi pemakai jasa transportasi sbg mata rantai pemasok bahan baku produksi & arus distribusi.
Bill of lading (B/L) adalah surat yang diberi tanggal dan ditanda tangani yg menerangkan bahwa pengangkut sudah menerima barang dengan maksud untuk diangkut ketempat tujuan yg ditunjuk juga dg perjanjian bagaimana penyerahan akan dilakukan(pasal 506 kuhd-RI)
Macam macam B/L:
1.         Recta B/L yaitu b/l yg ditujukan kpd nama tertentu sbg satu satunya yg berhak atas muatan kpl tsb
2.         Order b/l yaitu b/l yg tdk menyebut nama penerima tertentu dpt dipindah tangankan secara mudah
3.         Straight b/l yaitu b/l untuk pengangkutan muatan dr pelabuhan pemuatan langsung ke pelabuhan tujuannnya
4.         Through b/l yaitu b/l  untuk pengapalan dari pelabuhan pemuatan dan ditujukan kepelabuhan tujuan yg tidak disinggahioleh kpl yg memuatnya itu krn kpl tsb tdk mndapatkan izin singgah
5.         Optional b/l taitu b/l untuk pengangkutan muatan yang dikapalkan kesuatu pelabuhan tujuan yg belum  ditentukan pd saat muatan tsb dimuat ke kapal di pelabuhan muatnya
Fungsi b/L;
1.         Sebagai surat muatan atas sejumlah barang yg diangkut oleh pengangkut dri t4 asal ke t4 7an
2.         Sbg surat tanda terima sejumlah brg yg tlah dmuat diatas kpl utk slanjutnya diangkut ke pelabuhan 7an.
3.         Sbg surat tanda trima uang tambang
4.         Sbg surat bukti hak milik atas sjumlah barang yg tertulis pd document tsb
5.         Sbg surat bukti bahewa brg tlah dimuat keatas sbuah kpl spt yg tertulis pada b/L yg bsangkutan
6.         Sbg surat bukti perjanjian angkutan barang antara pemilik barang dgn pengangkut
Yang perlu dibayarkan pada system foist,filo,lifo dan liner adalah:
1.         FIOST= SF(sea freight/uang tambang) saja
2.         FILO= Sea freight + biaya stevedoring pelabuhan bongkar
3.         LIFO= Sea freight + biaya stevedoring pelaabuhan muat
4.         LINER= sea freight + biaya stevedoring pelabuhan muat + biaya stevedoring pelabuhan bongkar
Bareboat charter/demise charter adalah penyewaan kapal tanpa nahkoda & awak ABK (pencarter yg melengkapi crew termasuk biaya reparasi & survey kapal) harga sewanya berdasarkan pd tiap ton bobot mati musim panas & dibayar dimuka tiap bulan
Time charter adalah sewa menyewa kapal berdasarkan pada waktu oleh ship owner  pada pencarter pd waktu tertentu secara lengkap (crew + alat perlengkapan berlayar) tanpa air tawar,bbm,biaya disburstment/tambat,pandu sejak kpl diserahkan & NOR design (onhire) sewa dibayarkan dimuka setiap bulannya.
Voyage charter/space charter (berdasarkan perjalanan) yaitu  persetujuan sewa menyewanya ruangan kapal antara ships owner & charterer disertai dg Nahkoda & ABK untuk 1 kali /lebih pelayaran dan besar sewanya dihitung dari banyaknya muatan yg diangkut sesuai yg diperjanjikan ditambah dead freight.
Fixed cost adalah biaya biaya yg timbul baik kapal sedang beroperasi maupun tidak (contohnya : gaji & tunjangan ABK,kesehatan& kesejahteraan ABK,makanan,air tawar,store supply, repair dock,running repair, asuransi, charter/leasing, surat2 kapal, biaya penyusutan kpl)
Variable cost adalah biaya yg timbul jika kapal sedang beroperasi dg mengangkut penumpang / barang (contohnya;biaya kepelabuhanan,bunker,makanan ppenumpang,lub oil,pemasaran, premi ABK, stevedoring,claim asuransi,pajak muatan)
Sistranas tatanan transportasi yg terorganisasi scara kesisteman yg terdiri ats transportasi laut,jalan,kereta api, transportasi sungai &danau,penyeberangan,transportasi udara,transportasi pipa yg masing2 terdiri ats sarana & prasarana kecuali pipa yg saling berinteraksi dg dukungan perangkat lunak& prangkat pikir membentuk suatu system pelayanan jasa transportasi yg efisien & efektif dgn fungsi melayani perpindahan orang,barang yg trus berkembang scara dinamis
FAS(free alongside ship) penjual mlakukan penyerahan barang2ditempatkan disamping kapal dipelabuhan muat dg biaya2 pengangkutan ditanggung oleh penjual
FOB (free on board)  penjual (eksportir) mlakukan pnyerahan muatan sampai diatas kpal diplabuhan muat dg syarat menuntut penjual mengurus ijin ekspor
CRF(cost & freight) dulunya CNF adalh penjual menyerahkan barang2 jika barang sudah sampai diatas kpl dan berkewajiban membayar semua biaya angkut,ongkos muat & uang tambang.
CIF (cost insurance freight) penjual menyerahkan barang2 jika barang sudah melewati pagar kapaldi plabuhan muat & wajib membayar smua biaya & ongkos angkut,premi (termasuk juga asuransi angkutan laut yang man penjual wajib menutupnya thdap resiko krusakan atas barang slama dlm perjalanan)
Pelabuhan (menurut UU no 17 2008) adalah t4 yg terdiri atas daratan &/perairan dg batas bats tertentu sbg t4 kegiatan pemerintahan,pengusahaan yg diperntukkan sbg tempat kapal sandar,naik /turun penumpang,bongkar/muat barang berupa terminal & tempat berlabuh kpl yg dilengkapi fasilitas keselamatan & keamanan pelayaran & kegiatan penunjang plabuhan sbg t4 perpindahan intra & antarmoda transportasi.
Peran pelabuhan:
1.         Sbg simpul dlm jaringan transportasi sesuai dg hirrarkinya
2.         Pintu gerbang kegiatan perekonomian
3.         T4 kegiatan alih moda transportasi
4.         Penunjang kegiatan industry,produksi,& konsolidasi muatan & barang
5.         Mewujudkan wawasan nusantara & kedaulatan Negara
Pasal 31 UU pelayaran no 17 2008 ayat 2, Usaha jasa yg terkait dg angkutan perairan:
1.         Perusahaan bongkar muat
2.         2jasa pengurusan transportasi
3.         Angkutan perairan pelabuhan
4.         Penyewaan peralatan angkutanlaut
5.         Tally mandiri
6.         Depo peti kemas
7.         Ship management
8.         Perantara jual beli/ship broker
9.         Ship manning agency
10.       Ship Maintenance & repairing
Benefit <manfaat transportasi>
1.         Place utility yaitu barang yg berada di suatu tempat tertentu tidak/kurang mempunyai kegunaan jika sudah mencapai titik jenuh namun ditempat yg minus akan lebih berguna/lebih bias dirasakan manfaatnya
2.         Time utility  yaitu waktu produksi yg tidak sama  dg waktu dimana barang2 tsb akan dikonsumsikan karena pengaturan jadwal waktu bertanam , sampai berbuah (oleh Lam) atau produksi yg harus dilakukan secara maksimal menurut pd waktu2 tertentu missal produksi gula pasir
Proses pembuatan B/L:
1.         Shipper booking muatan dg format S/O(shipping order) atau S/i(shipping instruction)
2.         Bagian muatan terima S/I (S/O), Lalu membuat resi muatan & cargo list
3.         Kapal tiba & siap muat, resi muatan &cargo list , petugas muatan memintakan “fiat” atau persetujuan C/O
4.         Muatan yg digudang disiapkan untuk dimuat diatas kapal
5.         Setelah selesai muat maka C/O menanda tangani resi mualim
6.         Asli mate receipt dikirim ke bagian muatan sbg dasar penerbitan B/L & cargo manifest
7.         Asli B/L diberikan pada shipper untuk slanjutnya shipper mengirimkan asli B/L pd consigne
================================================================================================================================ ========
 SIM(istem Informasi management

Definisi SIM, Sistem Informasi Manajemen – Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standartertentu.
Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Definisi  sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
Konsep Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
3. Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill company goals (the choice is called business decision making)
Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
1.            Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasI antara lain adalah sebagai berikut:
Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.            Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.            Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.            Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.            Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6.            Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.            Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8.            Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9.            Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis.
Model dapat juga merujuk pada:
Konsep dan teori:
Representasi objek:
  • Model (benda), representasi fisik suatu objek
  • Model berskala, replika atau purwarupa suatu objek
  • Model 3D, representasi tiga dimensi suatu objek
  • Model (manusia), representasi dari manusia yang dapat ditiru oleh manusia lainnya.
Pekerjaan :
Lain-lain:
·             Sistem Informasi berbasis Komputer (Computer Based Information System/CBIS) terdiri dari :
1   Pengelolaan data akuntasi
2.  Sistem Informasi Manajemen
3.  Sistem Pendukung Keputusan
4.                Sistem berbasis pengetahuan
   Model adalah penyederhanaan dari sesuatu dan menggambarkan suatu fenomena---suatu obyek atau suatu kegiatan, dimana fenomena itu disebut entitas.
   Ada 4 jenis model, yaitu :
                        1.                     Model Fisik
                        2.                     Model Narasi
                        3.                     Model Grafik
                        4.                     Model Matematika
   Tindakan menggunakan Model disebut Simulasi
Informasi adalah salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajer
Topik perhatian pada pengelolaan Informasi bersumber pada :
1.                     Bisnis telah menjadi semakin rumit 2.            Komputer telah mencapai   
           kemampuan                 yang semakin baik.
Output informasi dari komputer digunakan oleh para manajer, non-manajer, serta orang-orang dan organisasi-organisasi da-lam lingkungan perusahaan
Perusahaan adalah suatu sistem yang besifat fisik, namun dikelola dengan dengan menggunakan suatu sistem konseptual.
Sistem konseptual terdiri dari suatu pengolah informasi yang mengubah data menjadi informasi dan menggambarkan sumber daya fisik
Jenis-jenis utama Sumber Daya yang dikelola oleh Manajer :
     1.  Manusia
     2.  Material
     3.  Mesin (termasuk fasilitas dan energi)
     4.  Uang
     5.  Informasi (termasuk data)
Definisi : SISTEM MANAGEMEN INFORMASI Suatu Sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa
Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal---perusahaan atau subsistem di bawahnya